Riwayat Seekor Hama Kecil
Seekor hama mencoba membalikkan badannya ditengah padang rumput kotor dan gersang. Tak terpikir baginya untuk mencoba mengerogot kaki manusia yang melintas itu. Apa yang ia inginkan adalah menggerogoti semua lahan tandus dan kotor itu..Ia hanya sendiri, ia bersama alam yang semakin tiada bersahabat sama sekali. Benar, selamat datang di era baru kehidupan, pikirnya..
Hama kecil itu hanya bermodalkan gigi kecil, untuk mencoba mengoyak tiap titik, dari daun2 layu, daun daun yang dahulu hijau, tegak dan indah..Mencoba menerbangkan sayap kecilnya, untuk terbang melintas dunia, melihat seberapa luasnya dunia..Namun tak pernah ia terbang, selalu saja tangan2 kekar dan besar menghadang dan menamparnya, terhempas jatuh ke tanah..tanah yang penuh bau, bau kaki manusia kotor..
Teringat ketika ia masih muda, sangat kecil, ditempatnya kini, dahulu, ia hidup bersama hama kecil lain, dimana manusia berkaki baik, tak berani menginjak rumput yang hijau, rumput yang alami, benar2 tertiup angin masih mengibaskan elok hempasannya.
Kini manusia itu telah tiada, ditukar oleh kaki2 angkuh, menginjak, memporak-porandakan kehidupan hama kecil itu. Dan kumpulan hama lain memilih untuk menyelamatkan diri, ia masih tak bergeming gentar.." Ini tanahku, ini kebanggaanku..Tak kan ku pernah mau langkahkan kakiku beranjak dari tempat ini"
Waktu berlalu, hama sangat kecil berubah menjadi hama kecil..Tetaplah kecil, dan hama.
Tetesan embun, kini menjadi tetesan darah bangkai dari ujung rumput yang bergelayut..Busuk, busuk tak terkira..Ia melihat dunia tlah berubah..Mereka bergantung pada lembar2 berwarna yang mereka sisipkan lewat amplop dibawah meja, mereka bergantung pada jabat tangan dan main mata setelahnya, mereka takluk pada tatapan raga semata, mereka kini gemar tumpahkan darah, hingga terhempas bangkai manusia di padang rumput itu..Tak hanya satu, ribuan, jutaan..Hati mereka terkelupas...Tanda kalah, tanda kalah sejak awal, dimana bungkus kebaikan telah dirobek mereka sendiri..
Sedang manusia yang menang, berhati hitam..Tertukar dengan bara api kemauan busuk.
Hama kecil hanya terdiam.
Sendiri.
"Kemanakah keluargaku, kawan2ku? Tak inginkah mereka menikmati ladang ini seperti dahulu?"
Ah, rupanya hama kecil lain telah dimanjakan oleh manusia berkaki busuk..Diberikan rumput buatan, diberikan air siraman, diberikan nyanyian rekaman, bukan nyanyan alam seutuhnya mereka puas dengan itu. Tiada lagi kenyataan, semua bohong..Semua tutup mulut, selama mereka masih diberikan kenikmatan buatan itu..
Rupanya demikian yang telah membuat mereka lupa..Alam hijau, kebaikan, kejujuran, dan kepercayaan seakan telah tertutupi dengan semua yang maya. Kebaikan tak lagi ada disetiap bintik tubuh mereka, kini mereka bersolek dengan sesuatu yang baru, sesuatu yang sangat silau..mereka kini berjalan angkuh layaknya manusia kaki busuk terbang layaknya burung elang..Padahal mereka hanya hama kecil..Dahulu hama kecil..
Kini hanya tersisa seekor saja, jutaan hama diluar sana telah menikmati alam barunya..Tak kenal lagi tempat mereka berasal, tempat mereka tumbuh..
Hama kecil itu tetap berteriak, masih berteriak, mengharap kawan-kawannya kembali, ketempat asalnya..
Nun jauh disana, kawan-kawannya sedang menikmati makan siang yang menyenangkan, dan sang manusia yang menyajikan hanya tersenyum licik dari jauh, setelah sebelumnya menaburkan racun kedalam makanan yang dibungkus indah itu....
Created by Julian Suhamto.
Spread the words, spread the truth.
A simple work from 2.49AM-3.15AM.
http://www.relativity4life.blogspot.com/
Komentar
Posting Komentar